Berdasarkan data neraca pendidikan 90% PAUD di Maluku memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan terbatasnya anggaran dalam memenuhi properti mengajar menyebabkan kegiatan pembelajaran PAUD tidak efektif. Situasi ini tentunya menghambat perkembangan anak-anak dalam berkreativitas melalui permainan dan penggunaan alat-alat menarik lainnya. Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar PAUD menjadi terhambat. Sementara di waktu yang sama, Maluku juga menghadapi masalah serius terkait sampah, yang mencemari separuh laut dan daratan Maluku serta mengancam kelestarian terumbu karang dan makhluk hidup.
Pendidikan anak usia dini adalah investasi dasar untuk membentuk anak hingga dapat terhubung dengan alam dan budaya lewat interaksi positif dan kreatif. Oleh karena itu di awal 2021, Heka Leka mencoba menjawab tantangan ini melalui pelaksanaan pelatihan pemanfaatan bahan alam dan sampah dalam pembelajaran untuk guru PAUD di kecamatan Leitimur Selatan. Kegiatan ini didukung oleh WEA (Women Earth Alliance), sebuah inisiatif global yang dalam 15 tahun terakhir melatih perempuan dalam upaya melindungi dan membangun lingkungan sehat dan aman di tengah masyarakat. (womenearthalliance.org)
Pelatihan guru PAUD mencakup 8 desa di kecamatan Leitimur Selatan yang diadakan pada tanggal 14 & 15 Januari 2021 di desa Hukurila dan akan dilanjutkan pada tanggal 26 & 27 Januari di Desa Rutong.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memperkenalkan konsep pembelajaran dengan metode bermain (play-based learning) dengan pemanfaatan bahan alam. Konsep ini sejatinya tidak asing bagi guru PAUD. Namun, dalam praktek belajar sehari-hari, konsep ini belum diterapkan secara teratur dalam proses belajar dan bermain di pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, Heka Leka memfasilitasi para guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sampah melalui beberapa aktivitas antara lain daur ulang kertas, membuat hopstotch dari spanduk bekas, membuat bak pasir untuk kegiatan pra menulis, membuat panggung puppet dari kardus bekas, kreasi dengan dedaunan, dan melukis batu. Aktivitas yang diberikan akan menjadi pilihan yang cocok bagi para guru PAUD untuk di implementasi bersama anak-anak di kelas.
Pelatihan guru PAUD yang dihadiri oleh desa Naku, Hukurila, Kilang, dan Ema dibuka oleh Bapak Camat Leitimur Selatan, Ricky D. Sopacua, S.Sos., MH.
“Program pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berpikir. Namun, hal ini bukan tujuan utamanya, melainkan hasil proses pendidikan. Oleh karena itu, saya rasa kegiatan ini sangat positif dan saya harapkan ibu-ibu dapat mengikuti secara seksama” Ungkap Bapak Ricky D. Sopacua
Dengan menjalankan protokol kesehatan, pelatihan guru PAUD ini mendapat respon baik dari para peserta, mereka mengatakan bahwa pelatihan ini sangat membawa manfaat terhadap pengembangan play-based learning dengan anak-anak di kelas.
“Sangat bersyukur dengan kegiatan yang dirancang teman-teman Heka Leka membawa manfaat bagi kami para guru PAUD. Meskipun pelatihan ini sudah pernah dilakukan tetapi kali ini, kegiatannya lebih detail” ungkap Ibu Merry Angkotamony, Ketua Gugus PAUD Hukurila-Hatalai.
Pelatihan di desa Hukurila selama dua hari (Kamis & Jumat) kemarin berjalan dengan lancar dan meninggalkan harapan dari peserta terhadap Yayasan Heka Leka untuk mengadakan kembali kegiatan untuk pengembangan PAUD kedepan.
“Kami sangat mengharapkan kegiatan ini tidak sampai disini, namun ada keberlanjutan demi perkembangan anak-anak kami yang handal bagi bangsa dan negara”. Pungkas Ibu Merry Angkotanomy.
Kegiatan ini akan dilanjutkan kembali di desa Rutong selama dua hari, pada tanggal 26 & 27 Januari 2021 dengan topik-topik yang serupa.