Meningkatkan Kualitas Guru dalam Mendorong Kolaborasi Aktif Komunitas Sekolah

Tanggal Terbit: 13 January 2015 Penulis: Media Hekaleka Kategori: Pendidikan
Meningkatkan Kualitas Guru dalam Mendorong Kolaborasi Aktif Komunitas Sekolah

Pendidikan pada dasarnya memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu di upayakan seirama dengan tuntutan zaman yang berkembang. Sehingga sudah selayaknya perkembangan zaman ini diikuti pula dengan perkembangan dan perubahan pada pola dan system pendidikan. Perkembangan zaman dan sebuah perubahan, selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah muncul sebelumnya. Beberapa kendala atau persoalan yang sering muncul dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah;

  1. Kualitas siswa yang masih sangat rendah
  2. Angka partisipasi peserta didik yang masih kurang di setiap jenjang level pendidikan lanjutan
  3. Kualitas tenaga pengajar yang masih kurang
  4. Kebijakan-kebijakan pendidikan yang belum maksimal berjalan
  5. Minimnya anggaran bagi pembiayaan pendidikan dasar
  6. Kurikulum pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajaran

Rendahnya kualitas siswa merupakan akibat dari penerapan sistem pendidikan yang masih jauh dari harapan. Pembelajaran satu arah, hingga kini masih diterapkan oleh banyak sekolah di Indonesia. Wajar jika banyak bermunculan persoalan-persoalan komunikasi antar guru dan siswa sering terjadi, bahkan tak jarang berimbas pada tidak aktifnya peserta dalam mengikuti proses belajar mengajar.Berdasarkan studi yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (2010) menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia kurang berhasil meningkatkan kemampuan siswa.

Hasil dari Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menunjukan hasil tes yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peserta lainnya. Ternyata penyebabnya terdapat kekurangan pada sistem internal sekolah (kualitas guru dan kapasitas kepemimpinan) yang lebih berpengaruh terhadap prestasi siswa yang rendah dibandingkan faktor kondisi keluarga (status sosial ekonomi).

Salah satu cara yang biasanya digunakan untuk meningkatkan kualitas guru dan kapasitas pemimpin adalah melalui pelatihan lokakarya guru. Namun, hal ini ternyata menyerap dana yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan program kolaborasi antara guru dan kepala sekolah dengan cara murah untuk meningkatkan kapasitas kepala sekolah dan guru untuk tujuan yang sama yakni dalam meningkatkan prestasi siswa.

Peningkatan Kualitas Guru dan Kepala Sekolah dapat dilakukan melalui Pengembangan Kolaborasi Komunitas Pembelajaran Profesional atau dikenal dengan nama Profesional Learning Community (PLC), yang merupakan program yang menawarkan kepala sekolah dan guru untuk melaksanakan pelatihan harian atau mingguan secara mandiri daripada pelatihan lokarkarya/workshop.

Berdasarkan alasan di atas, maka ALPHA-I yang bekerja sama dengan Heka Leka sebagai Mitra Lokal merasa perlu mendorong dan mencari alternatif cara untuk menciptakan komunikasi dan kemandirian sekolah-sekolah di wilayah Saparua. Melalui pendekatan Community Learning, Program PLC memiliki tujuan melibatkan guru dalam komunikasi yang lebih aktif dan interaktif untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Komunikasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan prestasi peserta didik.Kini, PLC telah memasuki akhir masa program. Berbagai kendala muncul dalam proses membangun komunikasi antara;1) Guru dan institusi,2) Guru dan murid3) Guru dan wali murid

Proses komunikasi 3 arah ini (triangle communication) merupakan salah satu cara pelibatan secara aktif para guru dalam mengkomunikasikan ide, usul, dan kebutuhannya dalam menunjang kemajuan sekolah. Usaha ini merupakan dorongan program PLC untuk memunculkan semangat dan jiwa leadership para guru.Dalam perjalanannya, program PLC telah masuk pada fase Value Allignment.

Fase ini merupakan fase memunculkan keterbukaan dan ruang komunikasi antar Guru dan institusi yang dalam hal ini diwakili oleh kepala sekolah. Fase value allignment telah menunjukkan bahwa jika ruang komunikasi telah dibuka maka akan memunculkan sikap bertanggungjawab yang tinggi dalam proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Untuk itu, ALPHA-I bermaksud melakukan evaluasi program dan penutupan program fase pertama di wilayah Saparua. Hal ini diperlukan untuk memetakan keberhasilan dan kendala perjalanan program.

Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan:

  1. Mengukur capaian program, dan kendala yang dihadapi selama masa program berjalan.
  2. Melihat dampak program pada peserta didik.
  3. Mendorong munculnya inisiatif Pemerintah Daerah untuk menerapkan model PLC di wilayahyang lebih luas.

Sukses dan Salam Saparua Cerdas Maluku Cerdas.