Banda Naira adalah sebuah Kota kecil yang terletak di wilayah Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang terdiri dari gugusan Pulau. Sedikitnya ada 10 pulau yang bertahta di Negeri yang tersohor akan keindahan Alam Bahari nya itu. Dari ke-10 gugusan pulau tersebut, hanya ada 7 Pulau saja yang berpenghuni, diantaranya Pulau Ay, Pulau Rhun, Pulau Hatta, Pulau Syahrir, Banda Besar, Naira dan Pulau Gunung Api.
Mata pencaharian dari masyarakat setempat adalah Nelayan, Petani, wiraswasta dan PNS. Ibu Kota Kecamatan terletak di Naira. Untuk Akses Kesehatan, di Banda Naira terdapat 1 RSU, 1 Puskesmas dan beberapa Puskemas Pembantu (Pustu) yang tersebar di beberapa Desa/Negeri. Sedangkan untuk Pendidikan, terdapat 1 Universitas, 3 SMA, 1 SMK dan puluhan SMP dan SD.
Melihat lengkapnya akses layanan Kesehatan maupun Pendidikan yang relative komplit, namun bukan berarti Negeri yang kaya akan Pala ini tak lantas terbebas dari permasalahan Kesehatan dan Pendidikan. Realita dilapangan, masih ada Balita yang gizi kurang serta masih ada anak usia sekolah yang putus Sekolah bahkan belum sekolah. Banyak factor yang mempengaruhi permasalahan Kesehatan dan Pendidikan, diantaranya kurangnya pemahaman tentang pentingnya Kesehatan dan Pendidikan, rentan kendali antara rumah dan pusat layanan serta minimnya biaya hidup. Yang menjadi perhatian serius dan pembicaraan terhangat saat ini adalah kondisi pendidikan di Dusun Pulau Syahrir.
Pulau Syahrir termasuk bagian dari Negeri Selamon, Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Dusun Ini terpisah dari Negeri Induk, Selamon karena Dusun tersebut di satu Pulau tersendiri. Pada umumnya kondisi topografi Pulau yang diambil dari nama Tokoh Nasional, Bung Syahrir ini berbukit, yang di penuhi batu karang. Untuk sampai ke Pulau Syahrir, saat ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi laut. Perjalanan dari Ibu Kota Provinsi Maluku, Ambon menuju Kecamatan Banda, ada dua alternative transportasi yang digunakan yakni laut dan udara. Transportasi laut biasanya menggunakan Kapal penumpang milik PT.Pelni dan kapal perintis. Saat ini ada 2 kapal Pelni yang beroperasi yakni KM Tidar yang waktu tempuh untuk sampai ke Pulau Banda sekitar 7-8 jam dan KM Kelimutu sekitar 11-12, Sedangkan jalur udara menggunakan pesawat komersil. Dari Kota Ambon, kapal laut maupun Pesawat udara hanya singga di kota Kecamatan Banda yaitu Neira. Untuk bisa sampai ke Pulau Syahrir, harus menumpangi Speed boat dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit. Masyarakat Pulau Syahrir mengais rezeki dari hasil kebun dan laut. Pada 2013, Jumlah KK di Pulau Syahrir kurang lebih 51 KK. Terdapat kurang lebih 16 anak usia sekolah SD, dan ke-16 anak tersebut tidak mengenyam pendidikan atau tidak bersekolah layaknya anak seusianya. Permasalahan tersebut kemudian di tindak lanjuti dan ke-16 anak tersebut kini telah mengenyam pendidikan formal di salah satu Sekolah di Desa/Negeri Induk.
Semangat anak Dusun Pulau Syahrir untuk bersekolah perlahan mulai bangkit . Setiap harinya, ke-16 anak tersebut menyeberangi lautan untuk sampai ke Sekolah. Hanya saja semangat mereka ke Sekolah kadang harus meredup ketika alam tak bersahabat. Kondisi lautan membuat anak-anak Pulau itu harus menahan diri bertemu dengan teman-teman maupun guru dan harus terpaksa belajar seadanya di salah satu bangunan kecil hasil swadaya dari masyarakat, yang dijadikan tempat belajar sementara di pulau tersebut. Bangunan yang berukuran 5x5 meter itu, berbentuk semi permanen. Interior bangunan pencetak generasi emas itu pun tidak terpajang satupun buku-buku bacaan. Anak-anak Dusun Pulau Syahrir hanya berharap kelak nanti mereka bisa seperti Bung Syahrir yang namanya tetap abadi di Pulau Mereka.
Heka Leka melalui Program Maluku Membaca mulai mengirimkan beberapa buku lewat Malessy/Volunteer (kak Nana Rohana). Buku yang dikirimkan ke Pulau Syahrir masih dalam jumah terbatas, dan kedepan Heka Leka lewat dukungan yang diberikan pada Program Maluku Membaca akan secara rutin mengirimkan buku ke Pulau Syahrir. Semoga program Maluku Membaca bisa menjadi langkah awal untuk menjalankan program-program pendidikan lainnya, dan harapannya bisa membantu masyarakat disana terkhususnya anak-anak untuk mendapatkan akses pendidikan yang lebih layak.
Dukungan kepada masyarakat dan anak-anak di Pulau Syahrir berupa buku maupun dalam bentuk apapun bisa disalurkan lewat Heka Leka dan nantinya akan disalurkan kepada masyarakat di pulau Syahrir.
Salam Maluku Cerdas.