Pulau Sjahrir merupakan salah satu Dusun yang termasuk bagian dari Desa/Negeri Selamon, Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Pulau Sjahrir terpisah Pulau dari Desa/Negeri Induk, Selamon. Pada umumnya kondisi topografi Pulau yang diambil dari nama Tokoh Nasional, Bung Sjahrir itu, berbukit yang rata-rata di penuhi batu karang. Untuk sampai ke Pulau Sjahrir dari Kota Kecamatan Banda yaitu Naira, hanya bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi laut berupa Speed boat dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Jumlah penduduk Pulau Sjahrir saat ini adalah 130, dengan jumlah KK sebanyak 30 dan KK miskin sebanyak 30. Jumlah Ibu Hamil 4 orang, Bayi 4 orang, Balita 15 orang, anak usia SD 18 orang dan anak usia SMP 3 orang. Adapun Mata Pencaharian dari masyarakat setempat yakni berkebun dan melaut. Kondisi Sosial masyarakat Pulau Sjahrir patut diacungi jempol. Kendati masyarakatnya tidak memiliki pendidikan tinggi, namun sikap kebersamaan dan kemandirian tetap terjaga. Ambil misal, saat ini di Pulau Sjahrir tidak dimasuki listrik dari PLN, namun pada malam hari rumah-rumah warga tetap terang.
Masyarakat setempat memanfaatkan Mesin Diesel yang merupakan bantuan dari Program Pemerintah Pusat sejak tahun 1998 untuk kebutuhan listrik mereka. Kebersamaan dan kemandirian masyarakat setempat mengelolah asset bantuan tersebut membuat mereka cukup menikmati kebutuhan listrik mereka hingga saat ini.
Kondisi Pendidikan dan kesehatan di Pulau Sjahrir sangatlah memprihatinkan, hal ini dapat dilihat dengan kondisi kehidupan masyarakat setempat yang memang kurang mendapatkan pelayanan maksimal dalam hal pendidikan dan kesehatan. Seperti untuk masalah pendidikan ada beberapa anak usia SD yang belum sekolah dan ada yang sudah berusia SMP tetapi masih duduk di bangku SD karena keterlambatan masuk SD.
Untuk bisa bersekolah, anak-anak Pulau Sjahrir setiap harinya harus menyeberang lautan dengan menumpangi speedboat menuju Sekolah yang letaknya di Desa/Negeri Induk. Kadang ketika kondisi laut bergelombang, anak-anak malang itu terpaksa tidak bersekolah.
Buku-buku penunjang untuk belajar anak-anak Sjahrir juga tidak mendukung, mereka hanya belajar pada saat di Sekolah saja. Tidak berbeda jauh dengan kondisi kesehatan, untuk memperoleh pelayanan kesehatan, masyarakat setempat pun harus menyeberang Lautan. Ibu Hamil, Anak usia Bayi dan Balita ketika hendak memeriksa kesehatannya rutin di Posyandu, terpaksa harus berjuang melewati lautan. Sementara itu ada beberapa anak yang mengalami gizi kurang dan stunting.
Anak-anak Dusun Pulau Sjahrir hanya berharap kelak nanti mereka bisa seperti Bung Sjahrir yang namanya tetap abadi di Pulau Mereka.
Hari ini 8 September 2015, tepat pada Hari Literasi Internasional (HLI) Heka Leka mengajak semua pihak mau terlibat langsung untuk mendukung program pembukaan rumah baca di Pulau Sjahrir untuk mendukung literasi anak-anak di Pulau Sjahrir dengan mendonasikan buku, atau menyumbangkan dana untuk pembuatan fasilitas rumah baca. Selain dukungan berupa buku, dan dana, sangat terbuka kesempatan untuk setiap individu untuk terjun langsung ke Pulau Sjahrir untuk memberikan kelas inspirasi kepada anak-anak pulau Sjahrir, atau melakukan program sosial lainnya.
Buku yang akan didonasikan bisa langsung di Serahkan ke Heka Leka Education Center Atau Hubungi (Cp. Stanley – +628121624540 (Ambon), Cp. Priscillia – +6285243297009 (Surabaya), Cp. Gresye – +6287889374262 (Jakarta) ).
Terima Kasih,
Salam Maluku Cerdas