Dalam Festival Pendidikan Kisar pagi itu, kakak agustina putirulan disambut 54 guru TK, PAUD dan SMTPI. Guru-guru yang energik, semangat belajar dan kreatif. Mereka akan berbagi dan belajar bersama dalam kelas Mari Mengajar Kreatif.
Kelas dibuka dengan sebuah pertanyaan ”Apa saja yang dapat bapak/ibu buat dari pena?” rata-rata ada yang menjawab: digunakan untuk menulis, menggambar, mengitung, mengenal warna dan mengenal bentuk. Padahal, Pena dapat dibuat sebagai vas bunga, bingkai photo, kursi, dompet, kapal mini, mobil-mobilan, kotak surat dan lain-lain.
Jika kita melihat sesuatu pada batas kebiasan maka tidak akan menemukan sesuatu yang berbeda.
Berpikirlah dari sudut pandang yang berbeda. Menjadi Kreatif itu
mudah. Jika seringkali katakan saya tidak bisa kreatif atau saya tidak
bisa melakukannya, berhentilah. Yakinlah bahwa setiap orang bisa.
Kreativitas harus bekerja sama dengan kemampuan lainnya agar proses
belajar bisa menjadi proses kreasi, belajar jadi dipahami dan mendorong
terjadinya sebuah kebulatan pemikiran baru. (Prof. Dr. Primadi Tabrani).
Setiap orang diciptakan dengan kemampuan unik yang dimiliki seseorang
sehingga orang itu mau dan mampu mencipta (to create) sesuatu yang baru.
Menciptakan = membuat (mengadakan) sesuatu yang belum pernah ada, yang
luar biasa atau lain dari yang lain.
Hari itu peserta Workshop
belajar memanfaatkan potensi alam sekitar untuk dijadikan alat peraga
pembelajaran. Pada konsep PAUD mereka dapat mengenalkan kepada anak
konsep persamaan dan perbedaan, ukuran, bentuk, warna, jenis tumbuhan
atau hewan bahkan mendongeng dengan memanfaatkan potensi alam sekitar.
Mereka mencari bahan alam yang akan dipakai untuk membuat alat peraga
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan oleh kelompok. Ada yang memilih
konsep mengenal jenis tanaman, Jenis hewan, Bunga dan lain-lain.
Guru-guru mempresentasikan karya mereka dengan cara mendongeng. Mereka juga menyanyikan yel-yelnya masing-masing.
Semoga Kelas ini dapat memberikan inspirasi bagi banyak guru.
Salam Maluku Cerdas