Bakat Anak – Apa yang anak butuhkan saat mereka sedang enggan menekuni bakat?
Selalu ada saat-saat di mana anak mengalami kebosanan atau kesulitan dalam menekuni bakatnya. Anda tidak perlu heran, karena bahkan untuk belajar hal yang anak memang suka, ada waktu di mana semangat belajar anak turun.
Trik apa yang bisa kita lakukan sebagai orangtua dalam menghadapi situasi tersebut dan terus mendorong anak menekuni bakat?
Efek Zeigarnik, apa itu?
Seorang psikolog asal Rusia, Bluma Zeigarnik, mengamati pemandangan menarik saat memesan makanan di sebuah restoran di tahun 1927. Sang psikolog melihat bahwa para pramusaji punya ingatan yang sangat kuat tentang pesanan para pengunjung. Namun begitu makanan disajikan, para pramusaji dengan mudah melupakan apa yang baru saja diingat mereka.
Bluma Zeigarnik kemudian melakukan serangkaian eksperimen yang kemudian menunjukkan bahwa orang lebih mudah mengingat pekerjaan yang sudah mereka mulai namun belum diselesaikan, ketimbang pekerjaan yang sudah selesai. Hal ini kemudian dikenal sebagai – tentu saja – efek Zeigarnik.
Dorongan menyelesaikan tugas yang belum tuntas
Ternyata, efek Zeigarnik tak hanya bicara soal mengingat pekerjaan yang belum tuntas. Peneliti dari Texas Christian University dan University of Rochester menyingkap sebuah bentuk lain dari efek Zeigarnik: anak akan lebih terdorong untuk menyelesaikan tugas yang tidak bisa mereka langsung selesaikan.
Dalam penelitian yang dilakukan, anak-anak diminta untuk menyusun delapan kubus ke dalam lima bentuk puzzle yang berbeda, secepat mungkin. Dua bentuk pertama haruslah diselesaikan dalam tiga menit sebagai latihan, sedangkan tiga bentuk sisanya harus diselesaikan dalam lima menit berikutnya. Para peneliti memberikan tingkat kesulitan yang tinggi di bentuk puzzle kedua, yang bisa dibilang tidak mungkin diselesaikan dalam waktu yang disediakan. Dan benar saja, hanya 6 dari 39 anak yang dapat menyelesaikan puzzle sulit tersebut.
Setelah waktu habis, anak-anak diberikan 8 menit waktu bebas untuk melakukan apa saja – para peneliti bahkan menyediakan televisi, majalah, dan hiburan lain yang bisa menarik perhatian anak. Namun saat peneliti meninggalkan ruangan, 28 dari 39 anak malah memilih untuk menyelesaikan puzzle yang belum tuntas.
Lebih menariknya lagi, dari 6 anak yang berhasil menyelesaikan puzzle sulit, sebagian besar memilih untuk tidak menyelesaikan sisa puzzle yang ada. Hanya satu anak (17%) yang memilih mengutak-atik puzzle yang belum selesai, dan menghabiskan waktu sekitar 1 menit 18 detik.
Sebaliknya, dari 33 anak yang gagal menyelesaikan puzzle sulit, 27 anak (82%) memilih terus mencoba menyelesaikan puzzle tersebut. Ditambah, mereka menghabiskan rata-rata waktu lebih lama untuk mengutak-atik puzzle, yakni 3 menit 20 detik. Kesimpulannya sederhana: saat anak tidak bisa langsung menyelesaikan tugas yang diberikan, mereka akan terdorong untuk melanjutkan tugas tersebut, bahkan dalam waktu yang lebih lama.
Saat semangat anak turun
Bagaimana menerapkan bentuk efek Zeigarnik yang telah dipaparkan dalam penelitian di atas dalam pengembangan bakat anak? Triknya sederhana, yakni dengan menunda kegiatan belajar atau berlatih anak untuk sementara waktu, sebelum anak kembali belajar atau berlatih. Dalam menekuni bakat, semangat anak bisa jadi turun, namun dengan trik ini, anak tidak perlu berhenti belajar terlalu lama.
Ketimbang meminta anak untuk berlatih atau belajar 2 jam non-stop, atau menulis 3 cerpen sekaligus, ajak anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan kecil terkait bidang bakatnya. Misalnya, menyanyikan reff sebuah lagu saja, jika anak menekuni olah vokal, atau menulis satu paragraf saja, jika anak gemar menulis.
Saat anak mulai menunjukkan minat, Anda dapat meminta anak untuk mengambil waktu istirahat sejenak dan melakukan hal-hal lain, sebelum melanjutkan aktivitas di bidang bakatnya kembali. Seperti anak-anak yang belum tuntas menyelesaikan puzzlenya, anak Anda akan lebih bersemangat untuk menyelesaikan kegiatan terkait bidang bakat yang belum tuntas mereka lakukan. Menarik, kan, efek Zeigarnik ini?
Jadi, Ayah Ibu tak perlu menuntut anak untuk belajar atau berlatih sepanjang waktu dalam menekuni bakat, karena bahkan untuk hal yang diminati anak, ada masanya saat semangat anak turun. Triknya adalah menunda kegiatan belajar atau berlatih anak untuk sementara waktu. Karena istirahat sejenak ternyata bisa membawa semangat baru. Selamat mencoba!
Apa tips Ayah Ibu dalam mendorong anak menekuni bakat saat semangat belajarnya turun?
Diposting oleh: Dwi Krisdianto
Foto oleh Vinoth Chandar
Sumber: www.temantakita.com